Saya ingat satu hal menarik. Waktu saya tingkat 1 kuliah, saya hidup miskin (sampai sekarang sih, hahaha)… Uang saya secara normal hanya 40rb sebulan. Dengan cara seperti apa saya hidup dengan uang segitu?
Sebagai orang Pantekosta, saya disiplin: 4 ribu untuk persembahan (Nav 2rb, gereja 2rb hehe), dan dilakukan duluan, bukan sisa. Sebagai anak ibu yang baik, meski miskin, tetap harus makan 3 kali sehari (kebiasaan orok): makan pagi nasi + 1 tomat buah + kecap + kuah (200 rp), makan siang nasi + sayur + telor/ayam (500 rp), makan malam nasi + sayur + tahu/tempe (300 rp). Kira-kira begitulah. Harus cari warung yang murah, sampai pelosok Lebak Gede (yang sekarang Sabuga ITB).
Sisanya 6 rb. Kalau kondisi agak turun atau tantangan berat (seperti pas ospek) beli CDR (tidak tahu darimana ide beli CDR ini), waktu itu harganya 2 rb. Kalau ada sisa lagi ya fleksibel.. maybe beli susu.
Tahun pertama itu tahun paling sehat. Karena itu, bagian bacaan ini jadi candaan pribadi. Karena kesehatan bukan tentang makanan yang wah, tetapi hati yang wah. š
Dan 1:12-15 “Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.”
Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
Saya mengalami, tahun pertama itu tahun paling sehatā¦ :). Semangat pegang peran pentingā¦