Kisah Hidup Masa Kuliah (2)

Kekurangan, tetapi berlebihan. Terlihat kurang uang, tetapi bisa memberi.

Kisah di no (1), apakah bisa disebut kekurangan? Saya kira belum kekurangan, ya… masih makan tiga kali sehari, full sebulan…

Tahun kedua (pindah kost ke Cisitu Lama, mirip asrama tapi hanya 1 lt, namanya Angsa Putih), pengalaman saya lebih seru. Seingat saya, uang dari kampung makin seret, saya harus cari tambahan uang dengan ngelesin. Kadang ada hari tidak punya uang untuk makan.

Suatu hari, saya berdoa: Tuhan, hari ini sudah tidak ada uang (atau tidak cukup uang untuk makan lengkap), tetapi saya ingin makan (spt biasa). Believe it or not, hari itu di luar ada yang berteriak: “Hari ini saya tidak makan jatah (lagi puasa kali), siapa mau makan jatah saya!!!” Ya, waktu itu ada pembantu yang masak buat seisi kost-kostan itu. Alhamdulillah, saya bisa makan sesuai keinginan. hahaha

Meski kadang kekurangan, tetapi semangat Pantekosta tetap membara. Someday, ibadah di GSJA Jl Merdeka, ada sesuatu (maybe tantangan atau apa lupa), dan saya tergerak memberi. Saya rogoh kantong saya, … ah masih ada satu lembar 10rb-an. Saya berikan semua…. Dan saya pulang jalan kaki sampai Cisitu, 5km, … dan lapar! 😁

Kekurangan, tetapi berlebihan. Terlihat kurang uang, tetapi bisa memberi.

Kisah Hidup Masa Kuliah (1)

Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.

Saya ingat satu hal menarik. Waktu saya tingkat 1 kuliah, saya hidup miskin (sampai sekarang sih, hahaha)… Uang saya secara normal hanya 40rb sebulan. Dengan cara seperti apa saya hidup dengan uang segitu?

Sebagai orang Pantekosta, saya disiplin: 4 ribu untuk persembahan (Nav 2rb, gereja 2rb hehe), dan dilakukan duluan, bukan sisa. Sebagai anak ibu yang baik, meski miskin, tetap harus makan 3 kali sehari (kebiasaan orok): makan pagi nasi + 1 tomat buah + kecap + kuah (200 rp), makan siang nasi + sayur + telor/ayam (500 rp), makan malam nasi + sayur + tahu/tempe (300 rp). Kira-kira begitulah. Harus cari warung yang murah, sampai pelosok Lebak Gede (yang sekarang Sabuga ITB).

Sisanya 6 rb. Kalau kondisi agak turun atau tantangan berat (seperti pas ospek) beli CDR (tidak tahu darimana ide beli CDR ini), waktu itu harganya 2 rb. Kalau ada sisa lagi ya fleksibel.. maybe beli susu.

Tahun pertama itu tahun paling sehat. Karena itu, bagian bacaan ini jadi candaan pribadi. Karena kesehatan bukan tentang makanan yang wah, tetapi hati yang wah. 🙂

Dan 1:12-15  “Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.” 
Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.

Saya mengalami, tahun pertama itu tahun paling sehat… :). Semangat pegang peran penting…