Hari ini gak tahu kenapa, saya cukup bersedih, kelihatannya karena kematian Didi Kempot tadi pagi. Maybe beberapa kawan di Dewa, khususnya mas Guntara, yang juga bisa turut merasakan kesedihan ini. Kami kalau karaokean Dewa biasanya ada lagu campur sari beliau (dan biasanya mas Gun atau pakdhe Maryanto yang memilih lagu tsb).
Beliau bernama asli Dionisius Prasetyo, kelahiran 31 Des 1966. Mulai berkarir sebagai pengamen di Solo tahun 1984-1986, lalu tahun 1987 mulai mengadu nasib, mengamen di Jakarta. Kempot artinya Kelompok Pengamen Trotoar.
Duka cita saya kepada segenap keluarga almarhum dan seluruh sobat ambyar di mana pun berada. (Presiden Jokowi)
Terakhir pak Presiden memang punya kebahagian melihat alm menggalang dana covid dengan konser amal dari rumah yang menghasilkan 7,6 Milyar rupiah.
Beliau telah menggubah sekitar 800 lagu (tadi kami lihat di tv, ada yang bilang 700), semua atau hampir semua berbahasa Jawa. Kata-katanya bagus-bagus, ungkapan hati, penuh kedalaman.
Umpamane kowe uwis mulyo
Lilo aku lilo
Yo mung siji dadi panyuwunku
Aku pengin ketemu
Senajan sak kedeping moto
Kanggo tombo kangen jroning dodo
(dari lagu Sewu Kutho)
Terasa agak aneh, meski lagu berbahasa Jawa dan genre campur sari, tapi fans mudanya banyak banget, ada Sadboy, Sadgirl. Mungkin karena temanya kebanyakan tentang hati, tentang dukacita, tentang patah hati… sampai dia dijuluki The Godfather of Broken Heart. Krn itu pula fansnya menyebut diri: sobat ambyar. Ambyar berarti: hancur berkeping-keping, remuk. Dia memberi kelegaan dan tempat kepada (para lelaki) yang mau menangis karena patah hati.
Demikianlah hidup kita bisa menyentuh orang lain, melalui kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Bakat, kemampuan, dll adalah dari kelahiran pertama kita, untuk berada dan menyentuh dunia ini. Kristus memberikan kelahiran kedua untuk membuat sentuhan itu sangat berarti.
Turut berdukacita bersama para sobat ambyar, bersama Indonesia.
NB:
Saya menulis ini sambil melihat konser kenangan beliau di salah satu channel TV telestrial. Kami sudah sangat lama gak punya saluran TV telestrial, gak ingat udah berapa tahun, maybe 6-10 tahun atau malah lebih. Tapi demi melihat konser kenangan alm Didi Kempot ini, akhirnya saya nyalakan tv dan rupanya/syukurnya ada saluran terestrial.
Terjemahan text di gambar: Apapun yang menjadi masalahmu, kuat atau enggak kuat, kamu harus kuat; tetapi misalnya kamu benar-benar enggak kuat lagi, ya tetap harus kuat.